Kamis, 23 Juli 2009

Sekedar Info

Kapan Pertama Kali Istilah Listrik Digunakan ?

Di London Inggris pada tahun 1600, William Gilbert, seorang dokter Ratu Elizabeth I menguunakan kata listrik untuk pertama kalinya. Setelah melakukan eksperimen dengan menggosokkan sebuah benda pada tabung gelas untuk m,embuat efek paada listrik statis. Kemudian Gilbert menemukan alat untuk mendeteksi muatan listrik disebut versorium. Alat ini seperti baling-baling cuaca yang kecil dan dilengkapi dengan kawat petunjuk yang dapat memutar benda bermuatan.

Mengapa Suara Guntur Tedengar Lebih Lambat dari Kilat ?

Kalian tentu mengetahui bahwa suara guntur terdengar belakangan setelah muncul kilat, tidak terjadi secara bersamaan antara kilat dan guntur. Mengapa ?

Tentu saja hal ini karena suara berjalan atau bergerak lebih lambat daripada cahaya. Guntur termasuk suara, sedangkan kilat adalah cahaya. Kalian dapat menghitung waktu antara kilat dengan guntur. Suara dapat bergerak sekita 1,6 km dalam 5 detik. Jadi, jika kalian menghitung sampai 5 dan mendengar guntur , berarti pada saat itu kilat sudah sejauh 1,6 km. Jika kalian menghitung 15 detik sebelum guntur terdengar, maka pada saat itu kilat sudah sejauh 4,8 km.

Volta Membuat Baterai Sederhana

Pada 1780 seorang professor Anatomi dari akademi Sains di Bologna, Itali, Luigi Galvani mempelajari katak. Dia mencatat bahwa lucutan listrik dari sebuah mesin di dalam laboratoriumnya dapat membuat kaki katak yang sudah mati bergerak atau mengejang. Dia menyempurnakan eksperimen lainnya ketika dia membuat kaki katak melompat karena menyetuhkannya dengan lapisan logam berbeda , sementara katak terlentang pada meja logam. Galvani menyimpulkan bahwa listrik yang berasal dari kaki katak tersebut yang membuat katak bergerak.

Tetapi seorang ilmuwan Alessandro Volta, memiliki gagasan yang lain. Dia berfikir bahwa listrik berasal dari 2 logam berbeda yang menyentuh katak tersebut. Dia berfikir bahwa katak basah merupakan satu-satunya konduktor yang mengaliri listrik. Penemuan Volta ini mengawali penemuannya tentang baterai tahun 1800. Volta mengumumkan bahwa ia memiliki cara untuk menghasilkan listrik secara terus-menerus, bukan hanya di dalam lucutan saja. Penemuannya menjadi terkenal sebagai baterai pertama yang dibuat.

Bola Lampu yang Pertama

Pada tahun 1844, cahaya listrik pertama kali memancar di de la Concorde Place, salah satu jalan raya utama di Prancis. Sebuah pancaran listrik yang sederhana melompat di antara dua lempengan karbon, cahaya pancaran ini tetap digunkan untuk penerangan jalan selama 15-20 tahun di New York, Cleveland dan tempat lainnya di dunia.

Lampu pancar yang sudah berhasil dibuat memiliki beberapa permasalahan, antara lain bising dan cahayanya terlalu menyilaukan untuk digunakan di rumah

Para ilmuwan menghabiskan waktu yang lama untuk menghasilkan bola lampu. Bola lampu ini merupakan sebuah bola gelas dengan sebuah benang kawat yang dibuat filamen didalamnya. Namun, lampu ini masih memiliki kekurangan. Udara di dalam lampu akan menyebabkan filamen akan cepat terbakar.

Listrik pada Makhluk Hidup

Tubuh menggunakan listrik setiap saat. Jantung menghasilkan listrik untuk membantu agar senantiasa berdenyut.

Semua hewan menghasilkan listrik di dalam tubuh mereka. Sebagian hewn dapat meghasilkan listrik dengan jumlan besar. Listrik yang dimiliki hewan tersebut dapat menjadi senagtan yang tidak menyenangkan bagi hewan yang lain. Diantaranya hewan tersebut adalah belut listrik. Mengapa disebut belut litrik> sesuai denagn namanya, belut ini memang menghasilkan sengatan listrik yang sangat besar. Oleh karenanya belut Amerika ini memiliki nama ilmiah yang unik yaitu Electrophorus electricus.

Belut listrik memiliki sel khusus di dalam ekornya yang dapat meghasilkan 600 volt listrik. Tegangsn listrik tang cukup besar dibandingkan yang ada di rumah kalian. Listrik yang dihasilkan memang tidak akan cukup untuk membunuh seorang manusia dewasa, tetapi dapat membuat mangsanya pingsan atau mati. Listrik yang dimiliki belut ini , sangat membantu dirinya terutama dalam menangkap mangsanya.

Tahukan kalian , ternyata belut listrik tersebut hampir buta. Pengliahatan tidak begitu penting karena belut listrik menempati perairan yang gelap. Oleh karena itu, dengan listrik yang dimiliki belut listrik, ia dapat mengetahui dengan mudah keberadaan ikan lain disekitarnya. Sambil berenang, belut listrik mengirimkan pulsa listrik seperti sebuah radar.

Ada hewan lain yang memiliki sifat litrik yang besar. Jenis ikan lain juga ada yang memiliki sifat listrik, yaitu ikan berkumis asal Afrika. Hewan ini dapat menghasilkan sengatan listrik dari sel kulitnya. Begitu pula dengan ikan pari, yang disebit ikan terpedo Atlantik. Ikan ini menggunakan sel otot yang lebar pada tiap sisi kepalanya untuk mengirimkan sengatan listrik.

Bagaimana dengan ikan hia ? benar, ikan hiu juga memiliki sifat listrik. Hiu menggunakan listriknya bukan untuk membunuh mangsnya, akan tetapi digunakan sebagai sensor listrik dari hewan lainnya. Hiu memiliki 1000 lubang sensor listrik pada tiap sisi kepalanya yang dpat mendeteksi listrik yang dihasilkan oleh ikan lain ketika berenang mendekat.

PANDUAN MEMBUAT ROKET AIR SEDERHANA

Membuat roket air sangatlah mudah. Dalam desain roket air yang dijelaskan berikut ini, ada 3
bagian penting yang perlu diketahui:
● Roket botol, terbuat dari
1. botol minuman bekas berukuran besar,
2. sebuah pemberat (misalnya bola tenis),
3. kertas penutup, dan
4. karton untuk sirip roket.
● Sistem peluncur, terdiri atas
1. pipa paralon kecil yang diameter totalnya sedikit lebih kecil dari mulut botol (sehingga
muat jika dimasukkan ke dalam mulut roket botol, kalo gak salah sih ukurannya ¾
inch), ambil panjang pipa kira-kira 50 cm,
2. kabel tis (kira-kira 10 buah), gunakan yang panjangnya sekitar 15 cm,
3. pipa paralon yang berukuran sedikit lebih besar dari mulut roket botol bagian luar
(sekitar 1 inch) dengan panjang 10 cm, diberi tali rafia,
4. tutup botol yang dimodifikasi, dan
5. karet ban yang dimodifikasi (masalah modifikasi ini liat aja gambarnya biar jelas).
● Dudukan roket, terdiri atas
1. lembaran kayu berukuran kira-kira 1 cm x 10 cm x 60 cm sebanyak 2 buah,
2. engsel (1 buah aja),
3. pipa paralon yang ukurannya sama dengan sistem peluncur (kira-kira ¾ inch),
panjangnya 70 cm, kemudian gunakan pipa penyambung (pasangan drat dalam dan
luar) agar dudukan ini bisa disambung dengan sistem peluncur, dan
4. pentil ban bekas yang ditempatkan pada tutup botol yang dimodifikasi, (tutup
botolnya sendiri disambungkan dengan pipa dudukan).
Oke, sekarang langsung saja ke cara pembuatannya.
Rasanya tidak ada yang bisa menjelaskan lebih baik selain gambar-gambar yang berkaitan dengan
masing-masing sistem di atas.
- 1 -
ROKET BOTOL (susunlah bahan-bahan yang diminta di atas hingga jadi seperti gambar berikut)
SISTEM PELUNCUR
Nah, ini yang agak sulit untuk dijelaskan karena memang cara membuatnya pun cukup rumit.
Ambillah tutup botol yang akan dimodifikasi, lubangi bagian tengahnya dengan menggunakan
bor kira-kira lubang tersebut berdiameter 22 mm.
Setelah dilubangi, tutup botol tersebut diberi karet ban bekas yang diatur menjadi seperti cincin
(lihat gambar atas-kanan).
Lalu, tutup botol hasil modikasi, pipa paralon, dan cincin karet ban diatur hingga seperti gambar
di bawah seandainya akan dimasukkan ke dalam mulut roket botol.
Dengan sistem seperti gambar tersebut, air yang diisikan pada roket botol tidak akan tumpah.
Selanjutnya, kabel tis berguna untuk menahan roket botol agar tidak segera meluncur ketika diberi
- 2 -
karet ban
(cincin)
tutup botol
pipa paralon yang
muat ke dalam botol
tekanan, dan pipa paralon yang lebih besar (1 inch) beserta tali rafianya akan menjadi semacam
“pemantik” untuk proses peluncuran. Perhatikan gambar.
Cukup jelas bukan? Biar lebih jelas lagi, berikut adalah gambar asli dari sistem peluncur ini.
Gambar sebelah kiri menunjukkan pipa paralon dimasukkan ke dalam botol berisi air, lalu
berturut-turut karet berbentuk cincin dan tutup botol. Sedangkan gambar kanan merupakan hasil
akhir setelah sistem peluncur dipasangkan pada roket botol.
DUDUKAN ROKET
Jika roket botol dan sistem peluncur telah siap, maka mereka sudah bisa digabungkan
(disambung) dengan dudukan roket menggunakan pipa penyambung drat dalam-luar. Penjelasan
yang cukup lengkap tentang dudukan roket ini ada di situs 102 FM, http://102fm.nicecorners.net
- 3 -
tutup botol
+ cincin karet
kabel tis
pipa kecil
pengunci
kabel
susunan
kabel tis
mencegah
roket meluncur
tali rafia +
pipa besar
“pemantik”
tali ditarik
agar roket
meluncur setelah
dipompa
Kami yakin, dengan melihat gambarnya saja Anda pasti sudah bisa membuat dudukan roket
dengan benar. Gampang kok, tinggal susun saja peralatan yang sudah disebutkan di atas.
Lagipula, dudukan roket ini modelnya suka-suka yang bikin aja, bisa banyak variasi.
Terakhir, kita tinggal meluncurkan roket yang sudah jadi. Berikut adalah skemanya. Selamat
mencoba.

Ahmad Ridwan (FI-2004) dan 102 FM ITB

Sensor Polusi dalam Genggaman

Warga Inggris nantinya dapat mendeteksi sendiri pencemaran udara di sekitarnya dengan sensor polusi udara tanpa kabel berbentuk mungil yang mudah di bawa-bawa. Sensor ini disambungkan ke ponsel untuk menampilkan data. Sensor mobile penemuan peneliti dari Imperial College London ini di uji coba pada proyek Mobile Environmental Sensing System Across Grid Environments (message) yang dikoordinatori Neil Housse. Selain itu juga di uji coba sensor berukuran lebih besar. Ada 100 sensor tipe ini dipasang di empat kota di Inggris untuk mengukur pencemaran udara, terutama karbon monoksida dan sulfur dioksida. Hasil pengukuran dikirim ke jaringan ponsel dan dapat diakses secara real time. Sensor di pasang di bus umum yang dilengkapi Global Positioning System (GPS) untuk peta polusi udara sepanjang trayeknya.

(KOMPAS, Selasa 7 Juli 09).

Ditemukan Kasus Resisten Tamiflu di Jepang

Virus influenza A-H1N1 yang bermutasi dan resisten terhadap obat Tamiflu telah ditemukan di Jepang.hal ini diungkapkan oleh Menteri kesehatan Jepang, seperti dilaporkan Kantor Berita Kyodo, Kamis (2/7). Pasien bersangkutan telah obat tersebut selama dua pekan. Ini merupakan kasus kedua resistensi virus influenza A-H1N1 kurang dari sepekan. Pasien tersebut dari Perfectur Osaka, kemudian diberi obat lain dan bias sembuh. Pihak Produsen Tamiflu, Roche menyatakan, kejadian seperti itu “normal”. “Sebanyak 0,4 persen orang dewasa memang mulai resisten,” ujar juru bicara Roche. Ini, lanjutnya, tidak berarti bahwa obat tersebuttidak lagi efektif mengatasi Influenza A-H1N1. Kasus pertama terjadi di Denmark terhadap seorang pasien perempuan untuk Influenza A-H1N1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus influenza-H1N1 di Jepang tercatat 1.266 kasus tanpa ada korban jiwa.

(KOMPAS, Selasa 7 Juli 09).

Uji Coba Roket Selangkah Menuju RPS

Bagai sekeping puzzle, keberhasilan uji terbang roket eksperimen RX-420 yang dilaksanakan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (2/7), telah melengkapi gambaran tentang peta jalur menuju Roket Pengorbit Satelit.

Roket berdiameter 420 mm dan panjang 6,2 m itu merupakan roket terbesar yang di buat dan berhasil diluncurkan Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (LAPAN) dalam 10 tahun terakhir. Dengan bobot 300 kg, RX-420 melesat hingga jarak 101 km dan ketinggian 53 km dengan kecepatan 4,4 mach (4,4 x kecepatan suara).

Keberhasilan peluncuran ini menjadi pembuka jalan menuju Roket Pengorbit Satelit (RPS) atau Satellite Launch Vehicle (SLV). Yang direncanakan LAPAN meluncur pada tahun 2014. Dalam konfigurasi ini, RX-420 merupakan struktur utama.

Untuk membawa satelit ke orbit berketinggian sekitar 300 km akan dibuat RPS terdiri dari empat tingkat propulsi, berturut-turut meliputi RX-420 (3 unit)di tingkat dasar sebagai booster atau roket pendorong. Dua propulsi RX-420 di tingkat dua dan tiga serta satu propulsi RX-320 di tingkat empat bagian puncak. Panjang total RPS ini 9.496 mm dengan berat total sekitar 3,8 ton. Satu roket RX-420 yang berbobot sekitar 2 ton memiliki jangkauan sekitar 120 km. Dengan konfigurasi seperti itu, SLV I diharapkan dapat menjangkau ketinggian sekitar 300 km. Roket ini dapat membawa muatan 50 kg sampai orbit di ketinggian sekitar 250 km. Kecepatan horizontal roket mencapai 7-8 km per detik. Roket RX-420 merupakan roket keenam LAPAN.